Buya Hamka lahir pada tahun 1908 di desa kampung Molek, Meninjau,
Sumatera Barat, HAMKA sendiri merupakan singkatan dari nama beliau yakni Haji Abdul Malik Karim Amrullah, Hamka
merupakan putra dari Syekh Abdul Karim bin Amrullah, yg juga merupakan ulama di
tanah minang, diawali bekerja sebagai guru agama pada tahun 1927 di Perkebunan
Tebing Tinggi, Medan dan guru agama di Padang Panjang pada tahun 1929. Hamka
kemudian dilantik sebagai dosen di Universitas Islam, Jakarta dan Universitas
Muhammadiyah, Padang Panjang dari tahun 1957 hingga tahun 1958.
Setelah itu, beliau
diangkat menjadi rektor Perguruan Tinggi Islam, Jakarta dan Profesor
Universitas Mustopo, Jakarta. Dari tahun 1951 hingga tahun 1960, beliau
menjabat sebagai Pegawai Tinggi Agama oleh Menteri Agama Indonesia, tetapi
meletakkan jabatan itu ketika Sukarno menyuruhnya memilih antara menjadi
pegawai negeri atau bergiat dalam politik Majelis Syuro Muslimin Indonesia
(Masyumi). Buya Hamka merupakan sosok otodidak dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan seperti filsafat, sastra, sejarah, sosiologi dan politik, baik
Islam maupun Barat. Dengan kemahiran bahasa Arabnya yang tinggi, beliau dapat
menyelidiki karya ulama dan pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki
Mubarak, Jurji Zaidan, Abbas al-Aqqad, Mustafa al-Manfaluti, dan Hussain
Haikal. Melalui bahasa Arab juga, beliau meneliti karya sarjana Perancis,
Inggris dan Jerman, beliau juga rajin membaca dan bertukar-tukar pikiran dengan
tokoh-tokoh terkenal Jakarta seperti HOS Tjokroaminoto, Raden Mas
Soerjopranoto, Haji Fachrudin, AR Sutan Mansur, dan Ki Bagus Hadikusumo sambil
mengasah bakatnya sehingga menjadi seorang ahli pidato yang andal.
Hamka aktif dalam Muhammadiyah, terpilih menjadi
ketua Majlis Pimpinan Muhammadiyah di Sumatera Barat oleh Konferensi
Muhammadiyah, menggantikan S.Y. Sutan Mangkuto pada tahun 1946. Pada tahun
1953, Hamka dipilih sebagai penasihat pimpinan Pusat Muhammadiah. Pada 26 Juli
1977, Menteri Agama Indonesia, Prof. Dr. Mukti Ali melantik Hamka sebagai ketua
umum Majelis Ulama Indonesia tetapi beliau kemudiannya mengundurkan diri pada
tahun 1981 karena nasihatnya tidak dipedulikan oleh pemerintah Indonesia.
Beliau juga wartawan,
penulis, editor, dan penerbit. Sejak tahun 1920-an, Hamka menjadi wartawan
beberapa buah surat kabar seperti Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam,
dan Seruan Muhammadiyah. Pada tahun 1928, beliau menjadi editor majalah
Kemajuan Masyarakat. Pada tahun 1932, beliau menjadi editor dan menerbitkan
majalah al-Mahdi di Makassar. Hamka juga pernah menjadi editor majalah Pedoman
Masyarakat, Panji Masyarakat, dan Gema Islam. Hamka juga menghasilkan karya
ilmiah Islam dan karya kreatif seperti novel dan cerpen. Karya ilmiah
terbesarnya ialah Tafsir al-Azhar dan antara novel-novelnya yang mendapat
perhatian umum dan menjadi buku teks sastera di Malaysia dan Singapura
termasuklah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Di Bawah Lindungan Ka'bah, dan
Merantau ke Deli.
karya- karya buya HAMKA antara lain,yaitu:
§
Khatibul Ummah, Jilid 1-3. Ditulis dalam huruf Arab.
§
Si Sabariah. (1928)
§
Pembela Islam (Tarikh Saidina Abu Bakar Shiddiq),1929.
§
Adat Minangkabau dan agama Islam (1929).
§
Ringkasan tarikh Ummat Islam (1929).
§
Kepentingan melakukan tabligh (1929).
§
Hikmat Isra' dan Mikraj.
§
Arkanul Islam (1932) di Makassar.
§
Laila Majnun (1932) Balai Pustaka.
Biografi Tokoh Sastra Indonesia
Penyair penerima Anugerah Seni Pemerintah RI (1970) yang menulis
Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia (1999), ini lahir di Bukittinggi, Sumatera
Barat, 25 Juni 1935. Pendiri majalah sastra Horison (1966) dan Dewan Kesenian
Jakarta (1968) ini berobsesi mengantarkan sastra ke sekolah-sekolah menengah
dan perguruan tinggi.
Taufiq
Ismail, lulusan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Indonesia, Bogor (1963,
sekarang Institut Pertanian Bogor. Selain telah menerima Anugerah Seni
Pemerintah RI juga menerima American Field Service International Scholarship
untuk mengikuti Whitefish Bay High School di Milwaukee, Amerika Serikat
(1956-57).
Karya-karyanya
telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, Inggris, Jepang, Jerman, dan
Perancis. Buku kumpulan puisinya yang telah diterbitkan, antara lain:
Manifestasi (1963; bersama Goenawan Mohamad, Hartojo Andangjaya, et.al.),
Benteng (1966; mengantarnya memperoleh Hadiah Seni 1970), Tirani (1966),
Puisi-puisi Sepi (1971), Kota, Pelabuhan, Ladang, Angin, dan Langit (1971),
Buku Tamu Museum Perjuangan (1972), Sajak Ladang Jagung (1973), Puisi-puisi
Langit (1990), Tirani dan Benteng (1993), dan Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia
(1999).
Selain
itu, bersama Ali Audah dan Goenawan Mohamad, Taufiq menerjemahkan karya penting
Muhammad Iqbal, Membangun Kembali Pikiran Agama dalam Islam. Sedangkan bersama
D.S. Moeljanto, salah seorang seorang penanda tangan Manifes Kebudayaan,
menyunting Prahara Budaya (1994).
Taufiq sudah bercita-cita jadi
sastrawan sejak masih SMA di Pekalongan, Jawa Tengah. Kala itu, dia sudah mulai
menulis sajak yang dimuat di majalah Mimbar Indonesia dan Kisah. Dia memang
dibesarkan di lingkungan keluarga yang suka membaca, sehingga dia sejak kecil
sudah suka membaca.
Kegemaran
membacanya makin terpuaskan, ketika Taufiq menjadi penjaga perpustakaan Pelajar
Islam Indonesia Pekalongan. Sambil menjaga perpustakaan, dia pun leluasa
melahap karya Chairil Anwar, Pramoedya Ananta Toer, sampai William Saroyan dan
Karl May. Dia tidak hanya membaca buku sastra tetapi juga sejarah, politik, dan
agama.
Kesukaan
membacanya, tanpa disadari membuatnya menjadi mudah dan suka menulis.
Ketertarikannya pada sastra semakin tumbuh tatkala dia sekolah di SMA Whitefish
Bay di Milwaukee, Wisconsin, AS. Dia mendapat kesempatan sekolah di situ,
berkat beasiswa program pertukaran pelajar American Field Service International
Scholarship. Di sana dia mengenal karya Robert Frost, Edgar Allan Poe, Walt
Whitman. Dia sanga menyukai novel Hemingway The Old Man and The Sea.
Namun
setelah lulus SMA, Taufiq menggumuli profesi lain untuk mengamankan urusan
dapur, seraya dia terus mengasah kemampuannya di bidang sastra. Dia juga kuliah
di Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan Universitas Indonesia di Bogor,
lulus 1963. Semula dia berobsesi menjadi pengusaha peternakan untuk menafkahi
karir kepenyairannya, namun dengan bekerja di PT Unilever Indonesia, dia bisa
memenuhi kebutuhan itu.
Taufiq menikah dengan Esiyati tahun 1971. Mereka dikaruniai satu anak,
yang diberinya nama: Abraham Ismail. Dia sangat bangga dengan dukungan
isterinya dalam perjalanan karir. Esiyati sangat memahami profesi, cita-cita
seorang sastrawan, emosi sastrawan, bagaimana impuls-impuls seorang sastrawan.
Taufiq bersama sejumlah sastrawan lain, berobsesi memasyarakatkan sastra ke
sekolah-sekolah melalui program “Siswa Bertanya, Sastrawan Menjawab”. Kegiatan
ini disponsori Yayasan Indonesia dan Ford Foundation.
Taufiq sudah menerbitkan sejumlah buku kumpulan puisi, di antaranya:
Manifestasi (1963; bersama Goenawan Mohamad, Hartojo Andangjaya, et.al.);
Benteng (1966; mengantarnya memperoleh Hadiah Seni 1970); Tirani (1966);
Puisi-puisi Sepi (1971); Kota, Pelabuhan, Ladang, Angin, dan Langit (1971);
Buku Tamu Museum Perjuangan (1972); Sajak Ladang Jagung (1973); Puisi-puisi
Langit (1990); Tirani dan Benteng (1993); dan Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia
(1999).
Dia pun
sudah menerima penghargaan: American Field Service International Scholarship
untuk mengikuti Whitefish Bay High School di Milwaukee, Amerika Serikat
(1956-57); Anugerah Seni Pemerintah RI pada 1970; dan SEA Write Award (1997)
Karya Taufiq :
Takut
66, Takut 9812 MEI 1998 Empat syuhada berangkat
pada suatu
malam, gerimis air mata tertahan di hari keesokan, telinga kami lekapkan ke
tanah kuburan dansimaklah itu sedu sedan Mereka anak muda pengembara tiada sendiri,
mengukir reformasi
karena jemu deformasi, dengarkan saban hari langkah sahabat- sahabatmu beribu
menderu-deru, Kartu mahasiswa
telah disimpan dan tas kuliah turun dari bahu Mestinya kalian jadi insinyur dan
ekonom abad duapuluh satu Tapi malaikat telah mencatat indeks prestasi
kalian tertinggi di Trisakti bahkan di seluruh negeri, karena kalian berani mengukir
alphabet pertama dari kata reformasi-damai dengan darah arteri sendiri, Merah
putih yang setengah tiang ini, merunduk di bawah garang matahari tak mampu
mengibarkan diri karena angin lama bersembunyi, Tapi peluru logam telah kami
patahkan dalam doa bersama, dan kalian
pahlawan bersih dari dendam, karena jalan masih jauh dan kita perlukan peta
dari Tuhan
Tokoh Sejarah
Adam Malik yang dijuluki
''si kancil” ini dilahirkan di Pematang Siantar, Sumatra Utara, 22 Juli 1917
dari pasangan Haji Abdul Malik Batubara dan Salamah Lubis. Semenjak kecil ia
gemar menonton film koboi, membaca, dan fotografi. Setelah lulus HIS, sang ayah
menyuruhnya memimpin toko 'Murah', di seberang bioskop Deli. Di sela-sela
kesibukan barunya itu, ia banyak membaca berbagai buku yang memperkaya
pengetahuan dan wawasannya.
Ketika usianya masih
belasan tahun, ia pernah ditahan polisi Dinas Intel Politik di Sipirok 1934 dan
dihukum dua bulan penjara karena melanggar larangan berkumpul. Adam Malik pada
usia 17 tahun telah menjadi ketua Partindo di Pematang Siantar (1934- 1935)
untuk ikut aktif memperjuangkan kemerdekaan bangsanya. Keinginannya untuk maju
dan berbakti kepada bangsa mendorong Adam Malik merantau ke Jakarta. Pada usia
20 tahun, Adam Malik bersama dengan Soemanang, Sipahutar, Armin Pane, Abdul
Hakim, dan Pandu Kartawiguna, memelopori berdirinya kantor berita Antara tahun
1937 berkantor di JI. Pinangsia 38 Jakarta Kota. Dengan modal satu meja tulis
tua, satu mesin tulis tua, dan satu mesin roneo tua, mereka menyuplai berita ke
berbagai surat kabar nasional. Sebelumnya, ia sudah sering menulis antara lain
di koran Pelita Andalas dan Majalah Partindo. Di zaman Jepang, Adam Malik aktif
bergerilya dalam gerakan pemuda memperjuangkan kemerdekaan. Menjelang 17
Agustus 1945, bersama Sukarni, Chaerul Saleh, dan Wikana, Adam Malik pernah
melarikan Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok untuk memaksa mereka
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Demi mendukung
kepemimpinan Soekarno-Hatta, ia menggerakkan rakyat berkumpul di lapangan
Ikada, Jakarta. Mewakili kelompok pemuda, Adam Malik sebagai pimpinan Komite
Van Aksi, terpilih sebagai Ketua III Komite Nasional Indonesia Pusat
(1945-1947) yang bertugas menyiapkan susunan pemerintahan. Selain itu, Adam
Malik adalah pendiri dan anggota Partai Rakyat, pendiri Partai Murba, dan
anggota parlemen. Akhir tahun lima puluhan, atas penunjukan Soekarno, Adam Malik
masuk ke pemerintahan menjadi duta besar luar biasa dan berkuasa penuh untuk
Uni Soviet dan Polandia. Karena kemampuan diplomasinya, Adam Malik kemudian
menjadi ketua Delegasi RI dalam perundingan Indonesia-Belanda, untuk penyerahan
Irian Barat di tahun 1962. Selesai perjuangan Irian Barat (Irian Jaya), Adam
Malik memegang jabatan Menko Pelaksana Ekonomi Terpimpin (1965). Pada masa semakin
menguatnya pengaruh Partai Komunis Indonesia, Adam bersama Roeslan Abdulgani
dan Jenderal Nasution dianggap sebagai musuh PKI dan dicap sebagai trio sayap
kanan yang kontra-revolusi.
Ketika terjadi
pergantian rezim pemerintahan Orde Lama, posisi Adam Malik yang berseberangan
dengan kelompok kiri justru malah menguntungkannya. Tahun 1966, Adam
disebut-sebut dalam trio baru Soeharto-Sultan-Malik. Pada tahun yang sama,
lewat televisi, ia menyatakan keluar dari Partai Murba karena pendirian Partai
Murba, yang menentang masuknya modal asing. Empat tahun kemudian, ia bergabung
dengan Golkar. Sejak 1966 sampai 1977 ia menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri
II / Menlu ad Interim dan Menlu RI.
Sebagai Menlu dalam pemerintahan Orde Baru, Adam Malik berperanan penting dalam
berbagai perundingan dengan negara-negara lain termasuk rescheduling utang
Indonesia peninggalan Orde Lama. Bersama Menlu negara-negara ASEAN, Adam Malik
memelopori terbentuknya ASEAN tahun 1967. Ia bahkan dipercaya menjadi Ketua
Sidang Majelis Umum PBB ke-26 di New York. Ia orang Asia kedua yang pernah
memimpin sidang lembaga tertinggi badan dunia itu. Tahun 1977, ia terpilih
menjadi Ketua DPR/MPR. Kemudian tiga bulan berikutnya, dalam Sidang Umum MPR
Maret 1978 terpilih menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia yang ke-3
menggantikan Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang secara tiba-tiba menyatakan
tidak bersedia dicalonkan lagi.
Beberapa tahun setelah menjabat wakil presiden, ia merasa kurang dapat berperan
banyak. Maklum, ia seorang yang terbiasa lincah dan aktif tiba-tiba hanya
berperan sesekali meresmikan proyek dan membuka seminar. Kemudian dalam
beberapa kesempatan ia mengungkapkan kegalauan hatinya tentang feodalisme yang
dianut pemimpin nasional. Ia menganalogikannya seperti tuan-tuan kebon. Sebagai
seorang diplomat, wartawan bahkan birokrat, ia seing mengatakan ‘semua bisa
diatur”. Sebagai diplomat ia memang dikenal selalu mempunyai 1001 jawaban atas
segala macam pertanyaan dan permasalahan yang dihadapkan kepadanya. Tapi
perkataan ‘semua bisa diatur’ itu juga sekaligus sebagai lontaran kritik bahwa
di negara ini ‘semua bisa di atur’ dengan uang.
Setelah mengabdikan diri demi bangsa dan
negaranya, H.Adam Malik meninggal di Bandung pada 5 September 1984 karena
kanker lever. Kemudian, isteri dan anak-anaknya mengabadikan namanya dengan
mendirikan Museum Adam Malik. Pemerintah juga memberikan berbagai tanda kehormatan.
Jenderal
TNI Anumerta AChmad Yani (Purworejo, 19 Juni 1922]]-Lubang Buaya, Jakarta, 1
Oktober 1965) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Pendidikan formal
diawalinya di HIS (setingkat Sekolah Dasar) Bogor, yang diselesaikannya pada
tahun 1935. Kemudian ia melanjutkan sekolahnya ke MULO (setingkat Sekolah
Menegah Pertama) kelas B Afd. Bogor. Dari sana ia tamat pada tahun 1938,
selanjutnya ia masuk ke AMS (setingkat Sekolah Menengah Umum) bagian B Afd.
Jakarta. Sekolah ini dijalaninya hanya sampai kelas dua, sehubungan dengan
adanya milisi yang diumumkan oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Achmad Yani kemudian mengikuti pendidikan militer pada Dinas Topografi Militer
di Malang dan secara lebih intensif di Bogor. Dari sana ia mengawali karir
militernya dengan pangkat Sersan. Kemudian setelah tahun 1942 yakni setelah
pendudukan Jepang di Indonesia, ia juga mengikuti pendidikan Heiho di Magelang
dan selanjutnya masuk tentara Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor.
Berbagai prestasi pernah diraihnya pada masa
perang kemerdekaan. Achmad Yani berhasil menyita senjata Jepang di Magelang.
Setelah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, ia diangkat menjadi Komandan
TKR Purwokerto. ketika Agresi Militer Pertama Belanda terjadi, pasukan Achmad
Yani yang beroperasi di daerah Pingit berhasil menahan serangan Belanda di
daerah tersebut. Maka saat Agresi Militer Kedua Belanda terjadi, ia
dipercayakan memegang jabatan sebagai Komandan Wehrkreise II yang meliputi
daerah pertahanan Kedu. Setelah Indonesia mendapat pengakuan kedaulatan, ia
diserahi tugas untuk melawan DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) yang
membuat kekacauan di daerah Jawa Tengah. Ketika itu dibentuk pasukan Banteng
Raiders yang diberi latihan khusus hingga pasukan DI/TII pun berhasil
dikalahkan. Seusai penumpasan DI/TII tersebut, ia kembali ke Staf Angkatan
Darat.
Pada tahun 1955, Achmad Yani disekolahkan pada Command and General Staff
College di Fort Leaven Worth, Kansas, USA selama sembilan bulan. Pada tahun
1956, ia juga mengikuti pendidikan
selama dua bulan pada
Spesial Warfare Course di Inggris. Tahun 1958 saat pemberontakan PRRI terjadi
di Sumatera Barat, Achmad Yani yang masih berpangkat Kolonel diangkat menjadi
Komandan Komando Operasi 17 Agustus untuk memimpin penumpasan pemberontakan
PRRI dan berhasil menumpasnya. Hingga pada tahun 1962, ia diangkat menjadi
Menteri/Panglima Angkatan Darat.
Achmad Yani selalu berbeda paham dengan PKI (Partai Komunis Indonesia). Ia
menolak keinginan PKI untuk membentuk Angkatan Kelima yang terdiri dari buruh
dan tani yang dipersenjatai. Oleh karena itu, ia menjadi salah satu target PKI
yang diculik dan dibunuh di antara tujuh petinggi TNI Angkatan Darat melalui
Pemberontakan G30S/PKI (Gerakan Tiga Puluh September/PKI). Achmad Yani ditembak
di depan kamar tidurnya pada tanggal 1 Oktober 1965 (dinihari). Jenazahnya
kemudian ditemukan di Lubang Buaya, Jakarta Timur dan dimakamkan secara layak
di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Achmad Yani gugur sebagai
Pahlawan Revolusi. Pangkat sebelumnya sebagai Letnan Jenderal dinaikkan satu
tingkat (sebagai penghargaan) menjadi Jenderal.
Biodata
Nama : Ahmad Yani
Riwayat hidup :
-HIS (setingkat SD)
Bogor, tamat tahun 1935
-MULO (setingkat SMP) kelas B Afd. Bogor, tamat tahun 1938
-AMS (setingkat SMU) bagian B Afd. Jakarta, berhenti tahun 1940
Pendidikan Militer :
-Pendidikan militer pada Dinas Topografi Militer di Malang
-Pendidikan Heiho di Magelang
-Tentara Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor
-Command and General Staf College di Fort Leaven Worth, Kansas, USA, tahun 1955
-Spesial Warfare Course di Inggris, tahun 1956
Riwayat Karir
Jabatan terakhir : Menteri Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad) sejak tahun
1962
Bintang Kehormatan :
-Bintang RI Kelas II
-Bintang Sakti
-Bintang Gerilya
-Bintang Sewindu Kemerdekaan I dan II
-Satyalancana Kesetyaan VII, XVI
-Satyalancana G:O.M. I dan VI
-Satyalancana Sapta Marga (PRRI)
-Satyalancana Irian Barat (Trikora)
-Ordenon Narodne Armije II Reda Yugoslavia (1958)
Tanda Penghormatan : Pahlawan Revolusi
Tokoh Ekonomi
John
Adam Smith (lahir di Kirkcaldy, Skotlandia, 5 Juni 1723 – wafat di Edinburgh,
Skotlandia, 17 Juli 1790 dalam umur 67 tahun), adalah seorang filsuf
berkebangsaan Skotlandia yang menjadi pelopor ilmu ekonomi modern. Karyanya
yang terkenal adalah buku An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth
of Nations (disingkat The Wealth of Nations) adalah buku pertama yang menggambarkan
sejarah perkembangan industri dan perdagangan di Eropa serta dasar-dasar
perkembangan perdagangan bebas dan kapitalisme. Adam Smith adalah salah satu
pelopor sistem ekonomi Kapitalisme. Sistem ekonomi ini muncul pada abad 18 di
Eropa Barat dan pada abad 19 mulai terkenal disana.
Kemakmuran Negara (Wealth of Nations) dan yang lebih kecil pengaruhnya Teori
Moral Sentimen, telah menjadi titik awal untuk segala pertahanan atau kritik
atau bentuk kapitalisme, yang terpenting dalam tulisan Marx dan ekonomi manusia.
Karena kapitalisme laissez-faire seringkali dihubungkan dengan keegoisan tak
terkontrol, ada gerakan baru yang menekankan filosofi moral Smith, dengan fokus
simpati kepada seseorang.
Ada beberapa kontroversi tentang keaslian Kemakmuran Negara Smith; beberapa
orang menyangkal hasil kerjanya hanyalah tambahan biasa kepada kerja pemikir
seperti David Hume dan Baron de Montesquieu. Dan, banyak teori-teori Smith
hanya menggambarkan trend sejarah menjauh dari mercantilisme, menuju
perdagangan-bebas, yang telah berkembang selama beberapa dekade, dan telah
memiliki pengaruh yang nyata dalam kebijakan pemerintah. Namun begitu, buku ini
mengorganisasi pemikiran-pemikiran mereka secara luas, dan tetap menjadi suatu
buku yang paling berpengaruh dan penting dalam bidangya sekarang ini.
Biografi
Adam Smith dikenal luas dengan teori ekonomi '"laissez-faire" yang
mengumumkan perkumpulan di abad 18 Eropa. Smith percaya akan hak untuk
mempengaruhi kemajuan ekonomi diri sendiri dengan bebas, tanpa dikendalikan
oleh perkumpulan dan/atau negara. Teori ini sampai pada proto-industrialisasi
di Eropa, dan mengubah mayoritas kawasan Eropa menjadi daerah perdagangan
bebas, membuat kemungkinan akan adanya pengusaha. Dia juga dikenal sebagai
"Bapak Ekonomi".
[sunting] Pendidikan
Pada umur 13, Smith memasuki Universitas Glasgow, dimana dia belajar filosofi
moral dibawah"si orang yang tidak boleh dilupakan" (sebagaimana Smith
memanggilnya) Francis Hutcheson. Di sini, Smith mengembangkan keinginan kuatnya
akan kebebasan, akal sehat, dan kebebasan berpendapat. Tahun 1740 dia
dianugrahi Snell exhibition dan memasuki Kampus Balliol, Oxford, tetapi seperti
William Robert Scott katakan, "Universitas Oxford dalam masanya memberikan
sedikit jika bantuan manapun yang diberikan apa yang harusnya merupakan kerja
seumur hidupnya," dan dia meninggalkan universitas itu tahun 1746. Dalam
Buku ke V dari The Wealth of Nations, Smith berkomentar pada instruksi kualitas
rendah dan aktivitas intelektual yang berjumlah sedikit dibandingkan dengan di
Skotlandia. komentarnya ditujukan pada orang-orang yang dianugerahi kekayaan
dari kampus-kampus Oxford dan Cambridge, dimana membuat pemasukan dari para
profesor tidak berdasarkan pada kemampuan mereka untuk menarik murid, dan pada
fakta bahwa orang-orang yang menyaru sebagai men of letters bisa menikmati
kehidupan lebih nyaman dari mentri di Church of England.
[sunting] Karir di Edinburgh dan Glasgow
Tahun 1748 Smith memulai menguliahi umum di Edinburgh dibawah bimbingan Lord
Kames. Sebagian dari perkuliahannya menyinggung retorika dan belles-letters,
tetapi nantinya dia akan mengambil subyek dari "kemajuan dari
kesejahteraan," dan nantinya, di pertengahan atau akhir abad duapuluh,
dimana dia pertamakalinya mengemukakan filosofi ekonomi dari "sistem yang
jelas dan sederhana dari kebebasan alamiah" dimana dia menyatakan hal
tersebut ke khalayak dalam buku karangannya The Wealth of Nations. Pada sekitar
tahun 1750 dia bertemu filusuf David Hume, yang merupakan seniornya terpaut
sepuluh tahun. Hubungan dan kesamaan opini yang dapat ditemukan dalam detil
dari tulisan mereka mencakup sejarah, politik, filosofi, ekonomi, dan agama
menandakan bahwa mmereka berdua memiliki persekutuan intelektual yang dekat dan
persahabatan dibanding orang lain yang mana akan memerankan peran penting
selama Pencerahan di Skotlandia.[1], dia merutinkan The Poker Club dari
Edinburgh.
Tahun 1751 Smith ditunjuk sebagai ketua dewan logika di Universitas Glasgow,
dipindahkan tahun 1752 ke Dewan filosofi moral Glasgow, pernah ditinggali oleh
gurunya yang terkenal, Francis Hutcheson. Kuliahnya mencakup etika, retorika,
jurispundens, politik ekonomi, dan "polisi dan keuntungan". Tahun
1759 dia menerbitkan Teori dari Sentimen Moral, memasukan sebagian kuliahnya di
Glasgow. Karya ini, yang membangun reputasi Smith masa itu, menjelaskan
bagaimana komuikasi manusia bergantung pada simpati antara agen dan penonton
(itu, sang individual dan anggota masyarakat yang lain). Analisanya pada
evolusi bahasa terkadang superfisial, seperti yang ditunjukkan 14 tahun
kemudian oleh penelitian yang lebih dalam pada bahasa primitif oleh Lord
Monboddo[2]. dalam karyanya berjudul Asal Muasal dan Perkembangan Bahasa
kapasitas Smith akan pengaruh, persuasif, atau argumen retorikal, lebih banyak
dalam buktinya. Dia mendasarkan penjelasannya tidak, seperti Lord Shaftesbury
ketiga dan Hutcheson lakukan pada "kepentingan moral", juga tidak
seperti Hume pada utilitarianisme, tetapi berdasarkan atas simpati.
Smith sekarang memulai memberi perhatian lebih pada jurisprudensi dan ekonomi
di dalam kuliahnya dan sedikit pada teorinya tentang moral. Kesan yang
didapatkan sama ke pengembangan ide-idenya pada ekonomi politik dari catatan
kuliahnya oleh seorang mahasiswa sekitar tahun 1763 yang nantinya diedit oleh
Edwin Cannan[3], dan membentuk apa yang Scott, penemu dan penerbitnya,
mendeskripsikannya sebagai "Bagian dari Draft Wealth of Nations",
yang bertanggal sekitar 1763. Karya Cannan muncul sebagai Kuliah dalam
Keadilan, Polisi, Pajak dan Senjata. Sebuah versi lebih lengkap diterbitkan
sebagai Kuliah dalam Jurispundensi di edisi Glasgow tahun 1976.
Tur Perancis
pada 1762 senat akademik dari Universitas Glasgow bertemu dalam titel Doktor
Hukum Smith. Pada akhir 1763, dia mendapatkan tawaran menggiurkan dari Charles
Townshend (yang dikenalkan ke Smith oleh David Hume), untuk mengajar anak
tirinya, Duke of Buccleuch. Smith akhirnya pensiun dari keprofessorannya dan
dari 1764-66 berkelana bersama muridnya, kebanyakan di Perancis, dimana dia
datang untuk menemui pemimpin intelektual seperti Turgor, Jean D'Alembert,
Andre Morrelet, Helvetius dan, khususnya, Frangois Quesnay, kepala dari Sekolah
Psiokrat yang karyanya dihormati oleh Smith sangat tinggi. Dalam perjalanan
pulangnyake Kirkaldy Smith dipilih menjadi anggota Royal Society dari London
dan dia mendedikasikan kebanyakan sepuluh tahun berikutnya pada magnum opusnya,
The Wealth of Nations, yang muncul tahun 1776. Buku tersebut diterima dengan
baik dan membuat sang pengarang terkenal.
Tahun-Tahun Akhir
Tahun 1778 Smith ditunjuk untuk menduduki pos sebagaikomisioner untuk cukai di
Skotlandia dan hidup bersama ibunya di Edinburgh. Tahun 1783 dia menjadi salah
satu pendiri Royal Society of Edinburgh dan dari tahun 1787 sampai 1789 dia
mendaat posisi kehormatan Lord Rektor Universitas Glasgow. Dia meninggal di
edinburgh pada 17 Juli 1790 karena sakit keras dan dikuburkan di Canogatw
Kirkyard.
Eksekutor literatur Smith ialah dua orang teman lama dari akademi dunia
Skotlandia, fisikawan dan kimiawan Joseph Black, dan geolog pionir James Huton.
Smith meninggalakan banyak catatan dan material yang tidak dipublikasikan,
tetapi memberi instruksi untuk menghancurkan apapun yang tidak pantas
dipublikasikan. Dia menyebut History of Astronomy cocok, dan muncul pada tahun
1795, bersama material lain, sebagai Essay on Philoshopical Objects.
Pengikut kontemporer Adam Smith termasuk John Millar
Karakter Pribadi dan Pandangan-Pandangan
Sangat sedikit yang diketahui tentang Adam Smith selain dari apa yang bisa
dideduksi dari karya-karyanya yang sudah diterbitkan. Semua paper pribadinya
sudah dihancurkan setelah kematiannya. Dia tidak menikah dan sepertinya
mempertahankan hubungan dekat dengan ibunya, dimana dia tinggal setelah pulang
dari Perancis dan mendahului kematian Smith hanya 6 tahun berselang. Kesaksian
kontemporer menjelaskan Smith sebagai eksentrik tetapi intelektual yang
dermawan dan ramah, kepikunan yang komikal, dengan kebiasaan yang berulang
tentang pidato dan memberi senyuman yang "ramah tanpa ekspresi."[4]
Kesabarannya disebut memiliki nilai penting dalam pekerjaannya sebagai
administrasi Glasgow. Setelah kematiannya ditemukan bahwa sebagian besar
pendapatannya disumbangkan secara rahasia olehnya.
Telah terjadi beberapa debat terhadap pandangan relijius dari Adam Smith.
Ayahnya memiliki ketertarikan besar pada Kekristenan [5] dan merupakan sayap
moderat dari gereja Skotlandia (gereja nasional di Skotlandia sejak 1690).
Smith mungkin pergi ke Inggris untuk meniti karir didalam Gereja Inggris:
pernyataan ini kontroversial dan bergantung pada status eksibisi Snell. Di
Oxford, Smith menolak Kristen dan dipercaya kalau dia pulang ke Skotlandia
sebagai Deis.
Ekonom Ronald Coase, bagaimanpun, telah menantang pandangan kalau Smith
merupakan seorang Deist, menyatakan bahwa, ketika SMith mungkin dihubungkan
sebagai "Arsitek Besar Alam Semesta", sarjana lain telah "jauh
melebih-lebihkan perluasan sampai dimana Adam Smith telah memasuki sebuah
keyakinan dalam sebuah Tuhan Pribadi". Dia mendasari analisa ini dari
sebuah remark dalam The Wealth of Nations dimana Smith menulis kalau
keingintahuan umat manusia tentang "fenomena luarbiasa dari alam"
seperti "generasi, kehidupan, pertumbuhan dan kematian dari tanaman dan
binatang" telah membuat manusia untuk "memasukkannya dalam akal sehat
mereka". Coase mencatat observasi Smith dimana: "Takhayul
pertama-tama ditujukkan untuk memenuhi keingintahuan, dengan menghubungkan
semua penampakan menakjubkan pada agensi tentang Tuhan". Bagaimanapun,
kepercayaan ini tidak bertentangan dnegan Deisme, sebuah sistem kepercayaan
yang memegang ide sekptis tentang Tuhan pribadi.
Karya
Tidak lama sebelum kematiannya Smith menghancurkan nyaris semua manuskrip
miliknya. Pada tahun terakhirnya dia sepertinya telah merencanakan dua
keterilmuan besar, satu dalam teori dan sejarah hukum dan satu dalam ilmu sains
dan kesenian. Terbitan setelah kematiannya Essays on Philoshopical Subjects
(1795) mungkin berisi bagian dari apa yang akan menjadi pembelokan selanjutnya.
The Wealth of Nations menjadi berpengaruh karena telah dengan keras membuat
bidang ekonomi dan perkembangannya kedalam disiplin yang sistematis dan berdiri
sendiri. Dalam dunia barat, masih dibincangkan kalau ini merupakan buku paling
berpengaruh dalam subyek tersebut yang pernah diterbitkan. Ketika buku tersebut
menjadi manifestasi klasik melawan merkantilisme (teori dimana cadangan besar
dari logam mulia merupakan keharusan bagi suksesi ekonomis), muncul di tahun
1776, ada kesadaran kuat untuk perdagangan bebas baik di Inggris maupun
Amerika. Perasaan baru ini telah dilahirkan dari kesusahan keadaan ekonomi dan
kemiskinan yang diakibatkan oleh Perang kemerdekaan Amerika. Bagaimanapun, pada
saat publikasinya, tidak semua orang lantas yakin pada kelebihan perdagangan
bebas: publik dan parlemen di Inggris masih memakai sistem merkantilisme untuk
beberapa tahun kedepannya.
The Wealth of Nations juga menolak pernyataan Psiokrat dalam pentingnya lahan,
malah, Smith percaya bahwa buruh merupakan proritas tinggi, dan pembagian buruh
akan berakibat pada kenaikan signifikan pada produksi. Smith memakai contoh
dengan pembuatan jepitan. Satu pekerja bisa membuat duapuluh pin sehari. Tapi
jika sepuluh orang dibagi menjadi delapanbelas langkah yang diperlukan membuat
sebuah jepitan, mereka bisa membuat 48.000 jepitan dalam sehari. Nations sangat
sukses, dan faktanya, hal ini mengakibatkan pengosongan sekolah ekonomi yang
lebih tua dan ekonom lebih muda, seperti Thomas Malthus dan David Ricardo,
fokus dalam memperbaiki teori Smith kedalam apa yang akan dikenal sebagai
ekonomi klasik. Baik ekonomi modern dan, secara terpisah, ekonomi Marxisan
bergantung sekali pada ekonomi klasik. Malthus mengembangkan ruminasi Smith
dalam overpopulasi, sedangkan Ricardo percaya pada "hukum besi upah"
- dimana ledakan populasi bisa mencegah upah melewati tingkat yang rasional.
Smith memberi solusi pada kenaikan upah dengan kenaikan produksi, pandangan
yang dianggap lebih akurat sekarang ini.
Satu dari poin utama The Wealth of Nations adalah pasar bebas, ketika
penampilannya kacau dan tidak teratur, sebenarnya dipandu untuk membuat nilai
yang benar dan bermacam barang oleh "tangan-tangan tak terlihat"
(sebuah imej yang dipakai Smith dalam Teory of Moral Sentiments, tetapi
pertamakali dipakai dalam esai miliknya, "Sejarah Astronomy"). Jika
sebuah kelangkaan produk terjadi, misalnya, maka harganya naik, membuat marjin
keuntungan yang membuat insentif bagi yang lain untuk masuk ke produksi
tersebut, dan mengatasi kelangkaan. Jika terlalu banyak produsen yang msauk ke
pasar, kompetisi yang meningkat diantara para manufaktur dan kenaikan penawaran
akan menurunkan harga di produk tersebut sampai titik dimana harga produksinya,
harga natural. Bahkan jika keuntungan sampai kosong pada "harga
natural", maka akan
ada insentif untuk memproduksi barang dan jasa, dan semua ongkos produksi,
termasuk kompensasi untuk buruh pemilik, juga dimasukkan dalam harga barang
jual. Jika harga jatuh dibawah keuntungan kosong, produsen akan keluar dari
pasar, jika mereka berada diatas keuntungan kosong, produsen akan masuk ke pasar.
Smith percaya kalau motif manusia seringkali egois dan tamak, kompetisi dalam
pasar bebas akan bertujuan menguntungkan masyarakat seluruhnya dengan memaksa
harga tetap rendah, dimana tetap membangun dalam insentif untuk bermacam barang
dan jasa. Selain itu, dia cemas akan pebisnis dan melawan formasi monopoli.
Smith dengan keras menyerang pembatasan antik oleh pemerintah dimana dia pikir
batasan tersebut memundurkan ekspansi industri. Faktanya, dia menyerang hampir
semua bentuk intervensi pemerintah dalam proses ekonomi, termasuk tarif,
berpendapat bahwa hal tersebut membuat inefisiensi dan harga tinggi pada jangka
panjang. Teori ini kemudian dikenal dengan "laissez-faire", yang
berarti "biarkan mereka lakukan", mempengaruhi legislastif pemerintah
di tahun-tahun berikutnya, khususnya selama abad ke 19. (Bagaimanapun dia tidak
melawan pada pemerintahan. Smith menganjurkan edukasi publik bagi orang dewasa
miskin, sistem institusional yang tidak non laba untuk industri swasta,
judisiari, dan pasukan berdiri.)
Dua dari kutipan yang paling terkenal dan paling sering digunakan dalam The
Wealth of Nations adalah:
Inggris
It is not from the benevolence of the butcher, the brewer, or the baker that we
expect our dinner, but from their regard to their own interest. We address
ourselves, not to their humanity but to their self-love, and never talk to them
of our own necessities but of their advantages.
As every individual, therefore, endeavours as much as he can both to employ his
capital in the support of domestic industry, and so to direct that industry
that its produce may be of the greatest value; every individual necessarily
labours to render the annual value of society as great as he can. He generally,
indeed, neither intends to promote the public interest, nor knows how much he
is promoting it. By preferring the support of domestic to that of foreign
industry, he intends only his own security; and by directing that industry in
such a manner as its produce may be of the greatest value, he intends only his
own gain, and he is in this, as in many other cases, led by an invisible hand
to promote an end which was no part of his intention. Nor is it always the
worse for the society that it was no part of it. By pursuing his own interest
he frequently promotes that of society more effectually than when he really
intends to promote it. I have never known much good done by those who affected
to trade for the public good. It is an affectation, indeed, not very common
among merchants, and very few words need be employed in dissuading them from
it.
Indonesia
Bukanlah kebaikan dari tukang daging, tukang bir, atau tukang roti yang kita
harapkan pada makan malam kita, tetapi kepedulian mereka pada kepentingan
mereka sendiri. Kita mengenalkan diri kita, tidak pada kemanusiaan mereka
tetapi pada kecintaan mereka pada diri sendiri, dan tidak pernah bicara pada
mereka atas keperluan kita tetapi untuk keuntungan mereka.
Sebagaimana setiap individu, maka, mengusahakan sebanyak apa yang ia bisa
sehingga ia bisa menggunakan modal miliknya dalam mendukung insutri dalam
negeri, dan juga untuk mengarahkan industri yang produksinya mungkin merupakan
nilai terbesar, setiap individu buruh yang diperlukan untuk memasang nilai yang
tepat dari masyarakat sebaik yang ia bisa. Dia secara umum tidak
mempromosikannya untuk kepentingan publik, tidak juga tau sebanyak apa dia
mempromosikannya. Dengan memprefrensikan dukungan dari dalam negeri ke industri
asing, dia bertujuan hanya untuk keamanan dirinya sendiri, dan dengan
mengarahkan industri tersebut dalam sikap dimana produksinya merupakan nilai
terbesarnya, dia hanya memikirkan keuntungan dirinya sendiri, dan dia dalam hal
ini, seperti kasus lainnya, dipandu oleh tangan-tangan tak terlihat untuk
menghasilkan sebuah akhir dimana akhir tersebut bukan bagian dari tujuannya.
Tidak juga selalu merupakan yang lebih buruk bagi masyarakat yang mana hal
tersebut bukan merupakan bagian darinya. Dengan mengejar keuntungan dirinya
sendiri secara berkala dia secara teratur menghasilkan apa yang berakibat bagi
masyarakat lebih dari yang ia perkirakan akan hasilnya. Saya tidak pernah
bertemu banyak kebaikan yang terjadi dengan siapapun yang berdagang dalam
barang publik. Ini merupakan emosi yang kuat, sebenarnya, tidak begitu umum
diantara para pedagang, dan sangat sedikit kata-kata yang bisa digunakan untuk
meyakinkan tidak melakukan hal tersebut pada mereka.
Kutipan favorit lain, yang biasanya digunakan oleh ekonom, juga dari The Wealth
of Nations adalah:
Inggris
People of the same trade seldom meet together, even for merriment and
diversion, but the conversation ends in a conspiracy against the public, or in
some contrivance to raise prices. It is impossible indeed to prevent such
meetings, by any law which either could be executed, or would be consistent with
liberty and justice. But though the law cannot hinder people of the same trade
from sometimes assembling together, it ought to do nothing to facilitate such
assemblies; much less to render them necessary.
Indonesia
Orang-orang dari perdagangan yang sama terkadang bertemu bersama, bahkan untuk
bersenang-senang dan perpisahan, tetapi percakapannya akan berakhir dengan
konspirasi melawan publik, atau dalam hal tertentu untuk menaikkan harga.
Mustahil sebenarnya untuk mencegah pertemuan seperti ini, dengan hukum manapun
yang akan ditimpakan, atau akan konsisten dengan kebebasan dan keadilan. Tetapi
dengan hukum tidak bisa menghindarkan masyarakat dari perdagangan yang sama
untuk terkadang bertemu bersama,itu seharusnya tidak berakibat apapun untuk
memfasilitasi pertemuan seperti itu, lebih kurang untung membuat mereka
dibutuhkan.
Kutipan yang kritis tapi jarang digunakan dalam The Wealth of Nations adalah:
Inggris
The subjects of every state ought to contribute towards the support of the
government, as nearly as possible, in proportion to their respective abilities;
that is, in proportion to the revenue which they respectively enjoy under the
protection of the state. The expense of government to the individuals of a
great nation is like the expense of management to the joint tenants of a great
estate, who are all obliged to contribute in proportion to their respective
interests in the estate. In the observation or neglect of this maxim consists
what is called the equality or inequality of taxation.
Indonesia
Subyek dari tiap negara harus memberi kontribusi melalui dukungan ke
pemerintah, sedekat mungkin, dalam proporsi ke kemampuan mereka, yaitu,
proporsi ke pendapatan dimana mereka menikmati hal tersebut dibawah
perlindungan negara tersebut. Pengeluaran dari pemerintah ke perorangan dari
negara besar seperti pengeluaran dari manajemen ke tenant besar dari sebuah
kediaman besar, diamana semuanya diwajibkan untuk menyumbang dalam proporsi
dari kepentingan mereka dalam negara tersebut. Dalam pengamatan atau penolakan
dari pernyataan tersebut mengandung apa yang disebut sebagai kesetaraan dalam
perpajakan.
Herbert Stein, dalam artikel yang sering dikutip, "Adam Smith tidak
memakai dasi Adam Smith," menulis kalau masyarakat yang memakai dasi Adam
Smith melakukannya "untuk membuat pernyataan dari kesungguhan mereka ke
ide atas pasar bebas dan pemerintahan yang terbatas. Apa yang keluar di WofN,
bagaimanapun, merupakan santo panutan mereka yang tidak murni atau mendoktrin
idenya. Dia memandang intervensi pemerintah dalam pasar dengan sikap skeptis
yang tinggi. Dia peduli dengan eksposisinya dari kebaikan pasar bebas dimana
kontribusi utamanya kepada kebijakan, dan tujuan untuk analisaekonominya
dikembangkan."
Belum juga dia bersiap-siap atau mengajukan kualifikasi ke kebijakan tersebut
dalam kasus tertentu dimana dia menilai bahwa efek jaring mereka akan
menguntungkan dan tidak akan merusak apa yang pada dasarnya berkarakter bebas
dalam sistem," tulis Stein. "Dia tidak memakai dasi leher Adam
Smith." Dalam bacaan Stein, The Wealth of Nations bisa memberikan
penjelasan masuk akal pada Administrasi Pangan dan Obat-obatan, Komisi Keamanan
Produk Konsumen, kelebihan dari kewenangan kesehatan pekerja, enviromentalism,
dan "pajak diskriminasi untuk mengurangi kebiasaan tidak penting dan
bermewah-mewah
"Masalah Adam Smith"
Dalam The Wealth of Nations Smith mengklaim kalau kepentingan pribadi sendiri
(dalam pengaturan institusional yang berimbang) bisa menuju pada hasil yang
menguntungkan dari segi sosial. Tetapi di dalam Teory of Moral Sentiments-nya
Smith berpendapat kalau simpati dibutuhkan untuk mencapai hasil yang secara
sosial menguntungkan. Didalam permukaannya hal itu berwujud keadaan
kontradiksi.
Ekonom August Oncken menghubungkan ke hal ini di Jerman sebagai das 'Adam
Smith-Problem'[8]. Ekonom Austria Joseph Schumpeter juga memberi perhatian
tentang ini cenderung kontradiksi dengan karya Smith dalam komentarnya.
Adam Smith sendiri tidak melihat adanya kontradiksi, sejak ia memproduksi
sebuah edisi yang sudah direvisi dari Moral Sentiments setelah publikasi dari
Wealth of Nations. Keduanya dalam kisaran idenya bisa ditemukan di Lectures of
Jurispundence. Di tahun belakangan kebanyakan murid dari karya Adam Smith
bersilang pendapat bahwa tidak ada kotradiksi yang terjadi. Didalam Theory of
Moral Sentiments, Smith mengembangkan sebuah teori dari psikologi dimana tiap
perorangan dalam masyarakat menemukannya didalam kepentingan pribadi mereka
untuk mengembangkan simpati sebagaimana mereka mencari penghargaan dari apa yang
ia sebut "penonton imparsial". Kepentingan pribadi yang ia sebut
bukanlah keegoisan sempit tetapi sesuatu yang melibatkan simpati.
Sebagian pembaca dari The Wealth of Nations mengasumsikan bahwa ketika Smith
berbicara mengenai "kepentingan pribadi" dia memaksudkan hal tersebut
sebagai keegoisan. Walaupun pada konteks tertentu, seperti membeli dan menjual,
simpati secara umum tidak harus dimasukkan, Smith membuat hal tersebut jelas
dimana dia melihat keegoisan sebagai suatu hal yang tak pantas, jika tidak
amoral, dan pelaku kepentingan pribadi memiliki simpati ke orang lain. Dalam
Theory of Moral Sentiments Smith berpendapat kalau kepentingan pribadi dari
pelaku manapun termasuk kepentingan dari bagian lain dari masyarakat, karena
opini yang diperbagus secara sosial dari tidakan yang pantas dan tidak pantas
pentingnya mempengaruhi kepentingan dari individu sebagai anggota dari
masyarakat. Konteks ini juga juga berguna karena Adam Smith melawan ide dari
korporasi, atau "perusahaan saham gabungan".
Dalam kasus manapun, Adam Smith sepertinya percaya kalau sentimen moral dan
kepentingan pribadi akan menambah pada hal yang sama. Satu garis yang mungkin
dari alasan tersebut dia mungkin telah sampai pada tahap kesimpulan seperti:
tangan-tangan tak terlihat tidak bisa beroprasi jika tidak ada masyarakat,
untuk mengawali sebuah konstruksi awal pembagian sosial dari buruh, dan,
efisiensi yang datang dengan manifestasinya. Sekarang untuk masyarakat untuk
eksis, keadilan merupakan kondisi yang dibutuhkan (yang mana disebut dalam
karya Smith Theory of Moral Sentiments). Untuk keadilan berada didalam latar
sosial manapun, individu harus mematri keinginan dari penghargaan dan kemarahan
yang dikendalikan oleh rasa menghargai dan tidak menghargai juga nyaris secara
eksklusif dihasilkan oleh simpati manusia. Kesimpulannya, tangan-tangan tak
terlihat dari pasar adalah, pada tingkat tertentu, diwakilkan atas kemampuan
dari manusia untuk bersimpati: kepentingan pribadi dari Smith merupakan harmoni
dengan opini dari simpati.
Pengaruh
The Wealth of Nations salah satu usaha terawal untuk mempelajari bangkitnya
industri dan perkembangan ekonomi di Eropa, merupakan pengawal ke disiplin
akademis modern dari ekonomi. Ini memberi salah satu rasional intelektual
paling dikenal untuk perdagangan bebas dan kapitalisme, mempengaruhi secara
luas tulisan ekonom selanjutnya.
Ada beberapa kontroversi atas perluasan dari keaslian Smith dalam Wealth of
Nations. Beberapa berpendapat kalau karya tersebut menambah hanya sedikit dari
ide yang sudah ada sebelumnya dari Anders Chydenius (The National Gain 1765),
David Hume dan Baron de Montesquieu. Sebenarnya, banyak dari teori Smith hanya
menjelaskan tren sejarah dari merkantilisme dan menuju perdagangan bebas dimana
telah dikembangkan selama beberapa dekade dan memiliki pengaruh signifikan
dalam kebijakan pemerintah. Bagaimanapun, karya Smith merangkum ide mereka
secara komperhensif, dan juga menjadi salah satu buku paling berpengaruh dan
penting saat ini dalam bidang ekonomi.
Smith berada di peringkat 30 di Daftar orang paling berpengaruh-nya Michael H.
Hart.
Dari 13 Maret 2007 kesana potret Smith muncul dalam £ 20 baru. Dia merupakan
orang Skotlandia pertama yang ditampikan dalam mata uang tersebut oleh Bank of
England.[9] Gambar dari nota ini tersedia di bwebsite Bank of England [2]
Pada 25 Juni 2006, dimana Warren Buffet mengumumkan kalau dia akan
menyumbangkan kekayaannya ke The Bill and Melinda Gates Foundation, dia
dihadiahi salinan dari Wealth of Nations Adam Smith oleh Bill Gates.[10]
Adam Smith merupakan insipirasi dari grup konservatif dari Missouri, Adam Smith
Foundation.
Karya Besar
* The Theory of Moral Sentiments (1759)
* An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations (1776)
* Essays on Philosophical Subjects (diterbitkan setelah 1795)
* Lectures on Jurisprudence (diterbitkan setelah 1976)
Boediono adalah seorang ekonom
jenius yang memuncaki karir politik sebagai wakil presiden Indonesia periode
2009-2014. Sebelum merambah dalam dunia birokrasi dan politik, Boediono
tercatat sebagai guru besar Fakultas Ekonomi UGM. Ia dikenal cakap dan brilian
menangani dan memecahkan permasalahan ekonomi Indonesia hingga dipecaya dalam
jabatan penting mulai dari menteri keuangan dan Gubernur Bank Indonesia dalam
era Presiden Megawati.Selama
menjabat Menkeu beliau berhasil membenahi bidang fiskal, masalah kurs, suku
bunga dan pertumbuhan ekonomi.
Boediono lahir di Blitar, Jawa Timur, 25 Februari 1943 menikah
dengan Herawati memiliki dua anak Ratriana Ekarini dan Dios Kurniawan. Gelar
Master of Economics diperolehnya dari Monash University, Melbourne, Australia
(1972) dan gelar doktor ekonomi di Wharton School University of Pennsylvania,
AS tahun 1979. Boediono dan Sri Mulyani berhasil menstabilkan kurs rupiah pada
kisaran Rp 9000-an per dolar AS dan suku bunga bank dalam posisi baik sehingga
merangsang kegiatan bisnis dan dampaknya meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pria
berpenampilan kalem dan santun serta terukur berbicara itu juga dinilai mampu
membuat situasi ekonomi yang kacau menjadi kondusif.
Saat baru menjabat Menkeu, langkah pertama yang dilakukan berpenampilan rapih
dan low profile itu adalah menyelesaikan Letter of Intent dengan IMF yang telah
disepakati sebelumnya serta mempersiapkan pertemuan Paris Club September 2001.
Paris Club ini merupakan salah satu pertemuan penting karena menyangkut
anggaran 2002. Setelah itu, dia bersama tim ekonomi Kabinet Gotong-Royong,
secara terencana mengakhiri kerjasama dengan IMF (Dana Moneter Internasional)
Desember 2003.
Departemen Keuangan di bawah kendali pria kelahiran Blitar, Jawa Timur, 25
Februari 1943, itu pun berhasil melampaui masa transisi pascaprogram IMF, yang
sebelumnya sudah dia ingatkan akan sangat rawan, bukan hanya menyangkut masalah
dana, tetapi juga menyangkut rasa percaya (confidence) pasar. Apalagi kala itu,
Pemilihan Umum 2004 juga berlangsung. Kondisi rawan itu pun berhasil dilalui
tanpa terjadi guncangan ekonomi.
Sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Gotong Royong, ia berhasil memperbaiki
keuangan pemerintah dengan sangat baik sehingga mampu membawa Indonesia lepas
dari bantuan Dana Moneter Internasional. Tak heran bila majalah BusinessWeek
(AS), memberi Boediono pengakuan sebagai tokoh yang kompeten di posisinya
sebagai menteri keuangan. Ia dipandang sebagai salah seorang menteri yang
paling berprestasi dalam Kabinet Gotong Royong.
Saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan perombakan (reshuffle) kabinet pada 5 Desember 2005,
Boediono diangkat menggantikan Aburizal Bakrie menjadi Menteri
Koordinator bidang Perekonomian dan mengangkat Sri Mulyani menggantikan Jusuf
Anwar sebagai Menteri Keuangan. Presiden berharap Boediono akan mampu membenahi
kinerja ekonomi Indonesia, terutama di sektor riil dan terkait dengan tingginya
laju inflasi saat ini menyusul kenaikan harga BBM pada 1 Oktober 2005 diiringi
tingginya tingkat konsumsi pada bulan puasa Ramadhan dan Lebaran November 2005.
Puncak karir Boediono terjadi pada Pemilu 2009 bersama SBY terpilih menjadi
wakil presiden mendampingi SBY hingga tahun 2014.
Tokoh Biologi
Alfred
Russel Wallace O.M., F.R.S. (lahir 8 Januari 1823 – meninggal 7 November 1913
pada umur 90 tahun) dikenal sebagai seorang naturalis, penjelajah, pengembara,
ahli antropologi dan ahli biologi dari Britania Raya. Ia terkenal sebagai orang
yang mengusulkan sebuah teori tentang seleksi alam, dimana kemudian hari malah
membuat Charles Darwin lebih terkenal dari dia dengan teorinya sendiri. Ia
banyak melakukan penelitian lapangan, dimana untuk pertama kalinya dilakukan di
sungai Amazon di tahun 1846 saat ia masih berusia 23 tahun dan kemudian di
Kepulauan Nusantara.
Dia ketika itu mengoleksi aneka serangga dari ekspedisi Amazon. Kemudian
koleksinya dia bawa pulang ke Eropa yang gandrung terhadap temuan baru dari
belahan dunia lain. Koleksi serangga itu laku dijual dan modal itu menjadi
titik awal penjelajahan Wallace di Nusantara. Pada perjalanan antara tahun 1848
hingga tahun 1854, Ia tiba di Singapura. Selama delapan tahun kemudian (1854 -
1862)ia menjelajah berbagai wilayah di Nusantara. Dari penjelajahan itu, ia
membukukannya ke dalam sebuah catatan yang berjudul The Malay Archipelago.
Selama ekspedisinya di Nusantara, diperkirakan dia telah menempuh jarak tidak
kurang dari 22.500 kilometer, melakukan 60 atau 70 kali perjalanan terpisah,
dan mengumpulkan 125.660 spesimen fauna meliputi 8.050 spesimen burung, 7.500
spesimen kerangka dan tulang aneka satwa, 310 spesimen mamalia, serta 100
spesimen reptil. Selebihnya, mencapai 109.700 spesimen serangga, termasuk
kupu-kupu yang paling disukainya.
Kebiasaannya mencatat perjalanan dan menyelamatkan catatan-catatan itu dengan
cara mengirimkan ke Inggris melalui pos kapal-kapal dagang Eropa, termasuk
ketika singgah di Pulau Ternate antara tanggal 8 Januari 1858 dan 25 Maret
1858, ketika ia terserang malaria memaksakan diri menulis surat dan mengirimkan
kepada ilmuwan pujaannya, Charles Darwin di Inggris.
Dalam penjelajahannya di bumi Nusantara ia menemukan sebuah garis imajiner yang
membagi flora dan fauna di Indonesia menjadi dua bagian besar. Garis ini
dikemudian hari dikenal sebagai Garis Wallace, dimana di satu bagiannya, bentuk
flora dan faunanya masih mempunya hubungan dengan flora dan fauna dari
Australia dan memiliki ciri-ciri yang sangat mirip. Sedangkan di bagian yang
lainnya sangat mirip dengan flora dan fauna dari Asia. Ia dianggap sebagai ahli
terkemuka di abad ke-19 dalam bidang penyebaran spesied binatang dan terkadang
dikenal sebagai Bapak dari Biogeografi Evolusi, sebuah kajian tentang spesies
apa, tinggal dimana dan mengapa. Ia adalah salah seorang dari pemikir
revolusioner pada abad ke-19 dan memberikan banyak masukan kepada pembangunan
"teori evolusi" selain juga salah seorang penemu dari "teori
seleksi alam". Termasuk didalamnya adalah konsep keanekaragaman warna
dalam dunia fauna, dan juga "Efek Wallace", sebuah kesimpulan tentang
bagaimana seleksi alam dapat memberikan kontribusi pada keanekaragaman fauna.
Surat Wallace dari
Ternate kepada Darwin
itu kemudian dikenal sebagai Letter from Ternate. Surat itu menjadi terkenal
karena disertai makalah yang diberi judul On the Tendency of Varieties to
Depart Indefinitelty from the Original Type. Dari makalah itu, Wallace
mengemukakan pemikirannya mengenai proses seleksi alam mempertahankan suatu
spesies di dunia. Spesies yang mampu bertahan disebut Wallace sebagai hasil
kelangsungan yang terbaik atau yang paling memiliki kemampuan bertahan tidak
akan punah.
Itulah kerangka dasar
pemahaman seleksi alam yang diletakkan Wallace saat itu. Akhirnya pemikiran itu
menunjang teori evolusi yang dipopulerkan Darwin melalui bukunya The Origin of
Species tahun 1859, satu tahun setelah penulisan makalah Wallace. Pada tanggal
1 Juli 1858, kawan-kawan Darwin, Charles Lyell dan Joseph Hooker, merekayasa
pertemuan ilmiah di Linnean Society dan mendeklarasikan Darwin dan Wallace
sebagai penemu dasar evolusi.
Penghargaan, honours, dan memorial
* Beberapa penghargaan yang diterimanya antara lain adalah Order of Merit
(1908), the Royal Society's Royal Medal (1868) dan Copley Medal (1908), the
Royal Geographical Society's Founder's Medal (1892) dan juga Linnean Society's
Gold Medal (1892) serta Darwin-Wallace Medal (1908).
* Terpilih sebagai kepala divisi antropologi dari British Association di tahun
1866.
* Terpilih sebagai ketua dari Perkumpulan Entomological ("Entomological
Society") berpusat di London pada tahun 1870.
* Terpilih sebagai ketua bagian biologi dari British Association pada tahun
1876.
* Mendapatkan penghargaan sebagai pensiunan sipil sebesar £200 per tahun, yang
merupakan jasa dari Darwin dan Huxley kepada pemerintahan Britania Raya, yang
diberikan pada tahun 1881.
* Terpilih sebagai anggota dari Royal Society di tahun 1893.
* Mendapatkan kepercayaan sebagai pemimpin dari the International Congress of
Spiritualists (which was meeting in London) di tahun 1898.
* Tahun 1928, sebuah house di Richard Hale School (pada waktu itu dinamakan
sebagai Hertford Grammar School) diberi nama Wallace. Ia adalah siswa di
sekolah Richard Hale di tahun 1828 – 1836.
* Pada 1 November 1915, sebuah medali dengan namanya terpatri disana,
ditempatkan di Westminster Abbey.
* Namanya juga diabadikan sebagai salah satu nama kawah di Mars dan di Bulan.*
Sebuah pusat penelitian untuk biodiversity research di Sarawak dinamakan dengan
namanya di tahun 2005.
Georges Leopold Cuvier lahir tanggal 23 Agustus 1769 di kota
kecil Montbeliard yang berbahasa Prancis di daerah Wurttemberg, tidak jauh dari
Prancis. Dia adalah putra kedua dari tiga bersaudara. Ayahnya perwira di
ketentaraan dan keluarganya adalah penganut agama Kristen Lutheran yang sangat
taat. Abangnya meninggal tak lama sesudah dia lahir. Georges mula-mula dididik
di rumah oleh ibunya. Minatnya terhadap zoologi dan botani telah tampak sejak
dini. Pendidikan dasar ditempuhnya di Montbeliard.
Dari tahun 1784 sampai 1788 dia melanjutkan pendidikannya di Akademi Caroline
di Stuttgart, sekolah yang didirikan oleh Bangsawan Wurttemberg untuk mendidlk
anak-anak muda yang kelak mengisi jabatan administratif dalam pemerintahan. Ia
antara lain mempelajari zoologi dan botani. Karena tidak ada lowongan
administratif di jawatan sang bangsawan ketika Cuvier lulus, dia pergi ke
Prancis dan menjadi tutor dalam sebuah keluarga bangsawan beragama Protestan di
Normandi. Kemudian dia bekerja sebagai pegawai pemerintah di sebuah kota kecil.
Selama tujuh tahun di Normandi, Cuvier memanfaatkan waktu senggangnya untuk
mempelajari tanaman dan hewan lokal, terutama hewan invertebrata di sepanjang
pesisir.
Tahun 1795, Cuvier bertemu dengan A.H. Tessier, seorang ahli pertanian. Tessier
mengakui kemampuan Cuvier dan mengusulkan dia menjadi asisten guru besar dalam
bidang anatomi perbandingan di Museum Nasional Sejarah Alam di Paris. Anatomi
perbandingan meliputi kajian bagian-bagian badan hewan dan manusia serta
fungsinya, persamaan dan perbedaannya. Sumbangan ilmiah besar yang diberikan
Cuvier adalah bahwa dia "telah memantapkan ilmu anatomi perbandingan dan
paleontologi." (Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari fosil hewan,
manusia, dan tumbuhan.) Dia juga memberikan sumbangan berarti untuk proses penggolongan
hewan dan tumbuhan.
Selama masa awal Cuvier di Museum Sejarah Alam, dia bekerja sama dengan
Profesor Etienne Geoffroy Saint-Hilaire. Segera tampak bahwa pandangan Cuvier
mengenai dunia hewan berbeda jauh dengan pandangan Geoffroy dan pakar biologi
Prancis lain yang terkenal, Jean-Baptiste de Lamarck.
Cuvier "beranggapan bahwa ciri-ciri anatomi yang membedakan kelompok
hewan, membuktikan bahwa spesies tidak pernah berubah sejak masa kejadian.
Setiap spesies begitu sempurna terkoordinasi, baik secara fungsi maupun secara
struktur, sehingga tidak mungkin bisa bertahan menghadapi perubahan yang
berarti." Maksudnya, Cuvier percaya bahwa hewan-hewan diciptakan dalam
kelompok yang berbeda dan tetap, seperti dikatakan oleh Alkitab, meskipun sekarang
kita tahu bahwa "spesies" tidak harus diartikan persis sama dengan
"jenis" makhluk yang disebutkan dalam Kitab Kejadian.
Sebaliknya, "baik Lamarck maupun Geoffroy Saint-Hilaire mendukung gagasan
bahwa semua hewan bisa disusun dalam "sebuah rantai besar makhluk"
dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit." Lebih lanjut, mereka
juga percaya bahwa dengan berlalunya waktu, satu spesies bisa secara bertahap
berevolusi menjadi spesies yang lebih tinggi. Lamarck mengatakan bahwa
mekanisme yang memungkinkan terjadinya perubahan ini adalah "dipakai
tidaknya berbagai anggota tubuh hewan." Lamarck juga percaya bahwa dalam
dokumen fosil terdapat cikal-bakal hewan-hewan modern.
Dalam perdebatan panjang tersebut, argumentasi paling kuat yang diajukan Cuvier
adalah bahwa Lamarck tidak bisa membuktikan adanya transformasi spesies.
Sedangkan Cuvier bisa menunjukkannya dari bukti-bukti yang dibawa kembali ke
Prancis oleh tentara Napoleon. Bukti-bukti itu memperlihatkan bahwa hewan
peliharaan tidak berubah sejak zaman Mesir kuno. Dia juga menunjukkan bahwa
lenyapnya berbagai jenis hewan adalah karena hewan tersebut punah, bukan karena
berubah menjadi spesies baru."
Cuvier dengan tepat menunjukkan bahwa dokumen fosil justru menentang evolusi,
tidak mendukungnya. Dia mengatakan bahwa "jika spesies memang berubah
secara bertahap, kita seharusnya bisa menemukan jejak perubahan itu; antara
(fosil) paleotherium dan spesies yang ada sekarang seharusnya ada bentuk
antara: tapi ini tidak pernah ada." Hingga sekarang hal ini masih belum
terbantah, meskipun berjuta-juta fosil baru telah ditemukan sejak zaman Cuvier.
(Gagasan bahwa satu spesies berevolusi menjadi spesies lain sudah ada sejak
masa Yunani kuno. Ketika Charles Darwin memopulerkan gagasan evolusi,
bertahun-tahun setelah perdebatan antara Cuvier dan lawan-lawannya, dia hanya
mengisyaratkan suatu mekanisme
baru, yakni seleksi alam
sebagai pembenaran gagasan evolusi.)
Cuvier dan Lamarck juga tidak sepaham mengenai bagaimana kehidupan dimulai.
Lamarck percaya adanya pemunculan spontan, yaitu bahwa kehidupan bisa berasal
dari benda tak bernyawa. Namun, Cuvier menunjukkan bahwa "kehidupan selalu
berasal dari kehidupan. Kita melihat kehidupan dialihkan tapi tidak pernah
diciptakan." Sampai hari ini, tidak pernah ditemukan adanya kehidupan yang
berasal dari yang non-hidup. Meskipun begitu, kaum evolusionis bersikukuh bahwa
hal ini pasti pernah terjadi pada suatu saat.
Anatomi perbandingan tidak membuktikan adanya hewan yang sedang dalam proses
transformasi menjadi spesies lain, melainkan menunjukkan bahwa berbagai jenis
hewan memiliki struktur yang serupa. Kaum evolusionis seringkali menyatakan,
ini membenarkan keyakinan mereka bahwa satu jenis hewan bisa berubah menjadi
hewan lain. Tapi masuk akal juga bahwa kesamaan ini disebabkan karena Pencipta
yang sama merancang dan menggunakan pola yang sama untuk fungsi yang sama pada
jenis hewan yang berbeda. Cuvier sendiri menolak gagasan keserupaan struktur
tulang sebagai dasar pembenaran evolusi.
Dalam mempelajari anatomi berbagai hewan, para ilmuwan kadang menemukan organ
yang fungsinya tidak diketahui. Organ semacam ini dikenal sebagai "organ
vestigial". Kaum evolusionis mengasumsikan bahwa organ-organ ini adalah
sisa dari organ yang dulu berguna bagi nenek-moyang makhluk yang berevolusi.
Meskipun Curier mengakui bahwa "organ vestigial ada dan karena itu harus
dipelajari," dia tidak menganggap hal itu penting, karena dua alasan.
Pertama, pada masa Cuvier tidak banyak ditemukan organ yang tidak jelas
fungsinya. Kedua, Cuvier menganggap organ-organ itu sebagai "bagian
penting dari Penciptaan, dan oleh karena itu keberadaannya pasti mempunyai
alasan, sekalipun kita tetap tidak tahu." Cuvier yakin bahwa organ yang
disebut "vestigial" bukanlah sisa-sisa evolusi yang tak ada
manfaatnya, melainkan organ berguna yang masih belum diketahui fungsinya.
Temuan ilmiah akhir-akhir ini membenarkan keyakinan Cuvier mengenai kegunaan
organ-organ tersebut. Misalnya, ujung tulang belakang manusia (sering disebut
sebagai tulang ekor) dulu dianggap sebagai sisa (yang tidak berguna) dari ekor
monyet yang dianggap Sebagai nenek-moyang kita. Sekarang diketahui bahwa tulang
itu adalah titik kaitan penting bagi otot-otot penopang tubuh dan isi perut
kita. Contoh lain adalah amandel, yang dulu dianggap tidak berguna dan biasanya
dibuang jika mengalami peradangan. Sekarang diketahui bahwa "amandel
adalah alat penting untuk melawan penyakit. Seratus delapan puluh organ lain
yang dulu dianggap tidak berguna dan hanya sebagai sisa evolusi saja, sekarang
diketahui mempunyai fungsi penting."
Dalam era penjelajahan dunia yang terus-menerus menghasilkan temuan tanaman dan
hewan baru, dibutuhkan pemutakhiran dan peningkatan atas sistem penggolongan
yang dikembangkan oleh pakar biologi Carl Linnaeus. Sampai sekarang masih
dipakai pendekatan dasar Linnaeus yang menggunakan sistem bercabang serta
penggolongan tanaman dan hewan menjadi kategori dan subkategori menurut fungsi
bagian tubuhnya. Sistem penamaannya yang terdiri atas dua bagian juga masih
dipakai sampai sekarang.
Cuvier "memperluas dan menyempurnakan sistem penggolongan Linnaeus dengan
mengelompokkan kelas-kelas yang berkaitan menjadi kelompok yang lebih besar,
disebut phyla." (Dalam sistem Linnaeus, kelas adalah kelompok terbesar.)
Alih-alih menggolongkan hewan menurut struktur luarnya seperti yang dilakukan
Linnaeus, Cuvier menggolongkannya menurut struktur dalamnya karena ini
merupakan indikator yang lebih baik mengenai persamaan dan perbedaan mereka
secara umum.
Langkah pertama yang ditempuh adalah mengategorikan hewan menurut struktur
sistem sarafnya, kemudian menempatkan mereka dalam sub-kategori menurut fungsi
sistem lainnya. "Sistem penggolongan baru ini serta karya-karya lainnya
yang sangat luas dan lengkap, yang didasarkan atas sistem tersebut, sangat membantu
para pakar pada zamannya untuk mengerti dan mennahami semua informasi baru
mengenai hewan." Lebih lanjut, "sejak itu, asas Cuvier menjadi acuan
bagi para pakar biologi dalam melakukan penggolongan" meskipun sistemnya
telah mengalami banyak perubahan.
Dengan memasukkan hewan yang telah menjadi fosil ke dalam sistem
penggolongannya, Cuvier menempatkan palaeontologi (kajian tentang fosil) di
atas dasar ilmiah yang kukuh. Membandingkan fosil hewan yang sudah punah dengan
struktur hewan yang masih hidup memungkinkan Cuvier menentukan kemungkinan
fungsi bagian tubuh hewan-hewan yang telah menjadi fosil. Kemudian dia bisa
menempatkan hewan-hewan tersebut ke dalam struktur penggolongan hewan-hewan
yang masih hidup. (Salah satu fosil hewan yang paling menarik yang
diidentifikasi Cuvier adalah reptil terbang yang disebutnya
"pterodaktil".)
Tokoh Agama
Ustadz Yusuf Mansur lahir 19 Desember 1976
di jakarta, dari keluarga Betawi yang berkecukupan pasangan Abdurrahman Mimbar dan Humrif’ah dan sangat dimanja
orang tuanya. Lulusan terbaik Madrasah
Aliyah Negeri 1 Grogol, Jakarta Barat, tahun 1992 ini pernah kuliah di
jurusan Informatika namun berhenti tengah jalan karena lebih suka balapan
motor. Pada tahun 1996, dia terjun di bisnis Informatika. Sayang bisnisnya
malah menyebabkan ia terlilit utang yang jumlahnya miliaran. Gara-gara utang
itu pula, Ustadz Yusuf merasakan dinginnya hotel prodeo selama 2 bulan. Setelah
bebas, Ustadz Yusuf kembali mencoba berbisnis tapi kembali gagal dan terlilit
utang lagi. Cara hidup yang keliru membawa Ustadz Yusuf kembali masuk bui pada
1998.
Saat di penjara itulah, Ustadz Yusuf menemukan hikmah tentang shodaqoh. Selepas
dari penjara, Ustadz Yusuf berjualan es di terminal Kali Deres. Berkat
keikhlasan sedekah pula, akhirnya bisnis Ustadz Yusuf berkembang. Tak lagi
berjualan dengan termos, tapi memakai gerobak, Ia juga mulai punya anak buah.
Hidup Ustadz Yusuf mulai berubah saat ia berkenalan dengan polisi yang
memperkenalkannya dengan LSM. Selama kerja di LSM itulah, Ustadz Yusuf membuat
buku Wisata Hati Mencari Tuhan Yang Hilang. Buku yang terinspirasi oleh
pengalamannya di penjara saat rindu dengan orang tua. Tak dinyana, buku itu
mendapat sambutan yang luar biasa. Ustadz Yusuf sering diundang untuk bedah
buku tersebut. Dari sini, undangan untuk berceramah mulai menghampirinya. Di
banyak ceramahnya, ia selalu menekankan makna di balik sedekah dengan memberi
contoh-contoh kisah dalam kehidupan nyata.
Karier Ustadz Yusuf makin mengkilap setelah bertemu dengan Yusuf Ibrahim, Produser dari label PT
Virgo Ramayana Record dengan meluncurkan kaset Tausiah Kun Faya Kun, The Power
of
Giving dan Keluarga.
Konsep sedekah pula yang membawanya masuk dunia seni peran. Melalui acara Maha
Kasih yang digarap Wisata Hati bersama SinemArt, ia menyerukan keutamaan
sedekah melalui tayangan yang didasarkan pada kisah nyata.
Ustadz Yusuf juga menggarap
sebuah film berjudul
KUN FA YAKUUN yang
dibintanginya bersama
Zaskia Adya Mecca,
Agus Kuncoro, dan
Desy
Ratnasari. Film ini merupakan proyek pamungkas dari kegiatan
roadshow (ceramah keliling) berjudul sama selama Januari-April 2008. Melalui
Wisata Hati, ia menyediakan layanan SMS Kun Fayakuun untuk menemukan jawaban
atas permasalahan yang ada. Ia juga menggagas Program Pembibitan Penghafal Al
Quran (PPPA), sebuah program unggulan dan menjadi laboratorium sedekah bagi
seluruh keluarga besar Wisatahati. Donasi dari PPPA digunakan untuk mencetak
penghafal Alquran melalui pendidikan gratis bagi dhuafa Pondok Pesantren Daarul
Quran Wisatahati.
Meski tak sempat menuntaskan kuliah, Ustadz Yusuf bersama dua temannya
mendirikan perguruan tinggi Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya
Informatika. Ustadz Yusuf menikah dengan
Siti Maemunah dan telah dikaruniai tiga orang anak.
Posted on 31 Oktober 2009 by Bagus Prabowo
Kyai Haji Ahmad Dahlan (lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868 – meninggal di
Yogyakarta, 23 Februari 1923 pada umur 54 tahun) adalah seorang Pahlawan
Nasional Indonesia. Ia adalah putera keempat dari tujuh bersaudara dari
keluarga K.H. Abu Bakar. KH Abu Bakar adalah seorang ulama dan khatib terkemuka
di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta pada masa itu, dan ibu dari K.H. Ahmad
Dahlan adalah puteri dari H. Ibrahim yang juga menjabat penghulu Kasultanan
Yogyakarta pada masa itu.
Latar belakang
keluarga dan pendidikan
Nama kecil
K.H. Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwisy. Ia merupakan anak keempat dari tujuh
orang bersaudara yang keseluruhanya saudaranya perempuan, kecuali adik
bungsunya. Dalam silsilah ia termasuk keturunan yang kedua belas dari Maulana
Malik Ibrahim, seorang wali besar dan seorang yang terkemuka diantara Wali
Songo, yang merupakan pelopor pertama dari penyebaran dan pengembangan Islam di
Tanah Jawa (Kutojo dan Safwan, 1991). Adapun silsilahnya ialah Muhammad Darwisy
(Ahmad Dahlan) bin KH. Abu Bakar bin KH. Muhammad Sulaiman bin Kyai Murtadla
bin Kyai Ilyas bin Demang Djurung Djuru Kapindo bin Demang Djurung Djuru
Sapisan bin Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig (Djatinom) bin Maulana Muhammad
Fadlullah (Prapen) bin Maulana ‘Ainul Yaqin bin Maulana Ishaq bin Maulana Malik
Ibrahim (Yunus Salam, 1968: 6).
Pada umur 15
tahun, beliau pergi haji dan tinggal di Mekah selama lima tahun. Pada periode
ini, Ahmad Dahlan mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran pembaharu dalam
Islam, seperti Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridha dan Ibnu Taimiyah.
Ketika pulang kembali ke kampungnya tahun 1888, beliau berganti nama menjadi
Ahmad Dahlan.
Pada tahun
1903, beliau bertolak kembali ke Mekah dan menetap selama dua tahun. Pada masa
ini, beliau sempat berguru kepada Syeh Ahmad Khatib yang juga guru dari pendiri
NU, K.H. Hasyim Asyari. Pada tahun 1912, ia mendirikan Muhammadiyah di kampung
Kauman, Yogyakarta.
Sepulang dari
Mekkah, ia menikah dengan Siti Walidah, sepupunya sendiri, anak Kyai Penghulu
Haji Fadhil, yang kelak dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan, seorang Pahlawanan
Nasional dan pendiri Aisyiyah. Dari perkawinannya dengan Siti Walidah, KH.
Ahmad Dahlan mendapat enam orang anak yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Siti
Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, Siti Zaharah (Kutojo dan Safwan, 1991).
Disamping itu KH. Ahmad Dahlan pernah pula menikahi Nyai Abdullah, janda H.
Abdullah. la juga pernah menikahi Nyai Rum, adik Kyai Munawwir Krapyak. KH.
Ahmad Dahlan juga mempunyai putera dari perkawinannya dengan Ibu Nyai Aisyah
(adik Adjengan Penghulu) Cianjur yang bernama Dandanah. Ia pernah pula menikah
dengan Nyai Yasin Pakualaman Yogyakarta (Yunus Salam, 1968: 9). Beliau
dimakamkan di KarangKajen, Yogyakarta.
Pengalaman
Organisasi
Disamping
aktif dalam menggulirkan gagasannya tentang gerakan dakwah Muhammadiyah, ia
juga tidak lupa akan tugasnya sebagai pribadi yang mempunyai tanggung jawab
pada keluarganya. Disamping itu, ia juga dikenal sebagai seorang wirausahawan
yang cukup berhasil dengan berdagang batik yang saat itu merupakan profesi
entrepreneurship yang cukup menggejala di masyarakat.
Sebagai
seorang yang aktif dalam kegiatan bermasyarakat dan mempunyai gagasan-gagasan
cemerlang, Dahlan juga dengan mudah diterima dan dihormati di tengah kalangan masyarakat,
sehingga ia juga dengan cepat mendapatkan tempat di organisasi Jam’iyatul
Khair, Budi Utomo, Syarikat Islam dan Comite Pembela Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Pada tahun
1912, Ahmad Dahlan pun mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk melaksanakan cita-cita
pembaharuan Islam di bumi Nusantara. Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu
pembaharuan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama Islam. la
ingin mengajak umat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan
al-Qur’an dan al-Hadits. Perkumpulan ini berdiri bertepatan pada tanggal 18
Nopember 1912. Dan sejak awal Dahlan telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan
organisasi politik tetapi bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan.
Gagasan
pendirian Muhammadiyah oleh Ahmad Dahlan ini juga mendapatkan resistensi, baik
dari keluarga maupun dari masyarakat sekitarnya. Berbagai fitnahan, tuduhan dan
hasutan datang bertubi-tubi kepadanya. la dituduh hendak mendirikan agama baru
yang menyalahi agama Islam. Ada yang menuduhnya kyai palsu, karena sudah
meniru-niru bangsa Belanda yang Kristen dan macam-macam tuduhan lain. Bahkan
ada pula orang yang hendak membunuhnya. Namun rintangan-rintangan tersebut
dihadapinya dengan sabar. Keteguhan hatinya untuk melanjutkan cita-cita dan
perjuangan pembaharuan Islam di tanah air bisa mengatasi semua rintangan
tersebut.
Pada tanggal
20 Desember 1912, Ahmad Dahlan mengajukan permohonan kepada Pemerintah Hindia
Belanda untuk mendapatkan badan hukum. Permohonan itu baru dikabulkan pada
tahun 1914, dengan Surat Ketetapan Pemerintah No. 81 tanggal 22 Agustus 1914.
Izin itu hanya berlaku untuk daerah Yogyakarta dan organisasi ini hanya boleh
bergerak di daerah Yogyakarta. Dari Pemerintah Hindia Belanda timbul
kekhawatiran akan perkembangan organisasi ini. Itulah sebabnya kegiatannya
dibatasi. Walaupun Muhammadiyah dibatasi, tetapi di daerah lain seperti
Srandakan, Wonosari dan Imogiri dan lain-Iain tempat telah berdiri cabang
Muhammadiyah. Hal ini jelas bertentangan dengan keinginan pemerintah Hindia
Belanda. Untuk mengatasinya, maka KH. Ahmad Dahlan menyiasatinya dengan
menganjurkan agar cabang Muhammadiyah di luar Yogyakarta memakai nama lain.
Misalnya Nurul Islam di Pekalongan, Ujung Pandang dengan nama Al-Munir, di
Garut dengan nama Ahmadiyah. Sedangkan di Solo berdiri perkumpulan Sidiq Amanah
Tabligh Fathonah (SATF) yang mendapat pimpinan dari cabang Muhammadiyah. Bahkan
dalam kota Yogyakarta sendiri ia menganjurkan adanya jama’ah dan perkumpulan
untuk mengadakan pengajian dan menjalankan kepentingan Islam. Perkumpulan-perkumpulan
dan Jama’ah-jama’ah ini mendapat bimbingan dari Muhammadiyah, yang diantaranya
ialah Ikhwanul Muslimin, Taqwimuddin, Cahaya Muda, Hambudi-Suci, Khayatul
Qulub, Priya Utama, Dewan Islam, Thaharatul Qulub, Thaharatul-Aba, Ta’awanu alal
birri, Ta’ruf bima kanu wal- Fajri, Wal-Ashri, Jamiyatul Muslimin, Syahratul
Mubtadi (Kutojo dan Safwan, 1991: 33).
Gagasan
pembaharuan Muhammadiyah disebarluaskan oleh Ahmad Dahlan dengan mengadakan
tabligh ke berbagai kota, disamping juga melalui relasi-relasi dagang yang
dimilikinya. Gagasan ini ternyata mendapatkan sambutan yang besar dari
masyarakat di berbagai kota di Indonesia. Ulama-ulama dari berbagai daerah lain
berdatangan kepadanya untuk menyatakan dukungan terhadap Muhammadiyah.
Muhammadiyah makin lama makin berkembang hampir di seluruh Indonesia. Oleh
karena itu, pada tanggal 7 Mei 1921 Dahlan mengajukan permohonan kepada
pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan cabang-cabang Muhammadiyah di
seluruh Indonesia. Permohonan ini dikabulkan oleh pemerintah Hindia Belanda
pada tanggal 2 September 1921.
Sebagai
seorang yang demokratis dalam melaksanakan aktivitas gerakan dakwah
Muhammadiyah, Dahlan juga memfasilitasi para anggota Muhammadiyah untuk proses
evaluasi kerja dan pemilihan pemimpin dalam Muhammadiyah. Selama hidupnya dalam
aktivitas gerakan dakwah Muhammadiyah, telah diselenggarakan dua belas kali
pertemuan anggota (sekali dalam setahun), yang saat itu dipakai istilah
AIgemeene Vergadering (persidangan umum).
Menjadi
Pahlawan Nasional
Atas jasa-jasa
KH. Ahmad Dahlan dalam membangkitkan kesadaran bangsa ini melalui pembaharuan
Islam dan pendidikan, maka Pemerintah Republik Indonesia menetapkannya sebagai
Pahlawan Nasional dengan surat Keputusan Presiden no. 657 tahun 1961.
Dasar-dasar penetapan itu ialah sebagai berikut:
1. KH. Ahmad
Dahlan telah mempelopori kebangkitan ummat Islam untuk menyadari nasibnya
sebagai bangsa terjajah yang masih harus belajar dan berbuat;
2. Dengan
organisasi Muhammadiyah yang didirikannya, telah banyak memberikan ajaran Islam
yang murni kepada bangsanya. Ajaran yang menuntut kemajuan, kecerdasan, dan
beramal bagi masyarakat dan umat, dengan dasar iman dan Islam;
3. Dengan
organisasinya, Muhammadiyah telah mempelopori amal usaha sosial dan pendidikan
yang amat diperlukan bagi kebangkitan dan kemajuan bangsa, dengan jiwa ajaran
Islam; dan
4. Dengan
organisasinya, Muhammadiyah bagian wanita (Aisyiyah) telah mempelopori
kebangkitan wanita Indonesia untuk mengecap pendidikan dan berfungsi sosial,
setingkat dengan kaum pria.